ZHsUuqapmVq6WEAviVpqkm2vfcrvCXMDInLmHdSj

BAHAYA MAKAN MAKANAN HARAM

Daftar Isi [ Buka ]

makanan haram

Setelah sebelumnya murid atau salik (penempuh jalan spiritual) melalui tahapan/ tangga spiritual Tidak menyakiti orang lainmaka tahapan selanjutnya adalah Menjaga dari makanan haram.


A.  Bahaya Makanan Haram


Untuk mencapai Hadlirat Ilahi, seorang salik mesti menjaga diri dari makanan haram, karena akan mengakibatkan keras dan mematinya hati serta menjadi sebab terhalangnya salik untuk masuk (wushul dan musyahadah) dalam Hadlirat Ilahi

Syekh Sayyid 'Abd al-Wahhab al-Sya'rani menukil beberapa perkataan ulama terkait bahaya makan makanan haram
  • Imam Abu Hanifah pernah berkata, "Seandainya seseorang terus beribadah kepada Allah sehingga seperti tonggak, namun ia tidak perduli makanan apa yang masuk dalam perutnya; halal atau tidak, maka semua ibadahnya sia-sia. Tidak diterima"
  • Abu Ishaq Ibrahim ibn Adham menyatakan, "yang terpenting seseorang harus meneliti dan membersihkan makanannya dari makanan yang tidak halal. Setelah itu, tidak ada lagi beban, walau tidak berpuasa disiang hari dan tidak bangun malam (sholat sunnah)."
  • Abu Bakar At-Turmudzi menyatakan, "seseorang tidak akan terhalang maksudnya kepada Allah kecuali dengan tiga masalah, yakni : (1) menggunakan hujjah/dalil pada sesuatu yang sebenarnya tidak bisa digunakan; (2) tergesa-gesa dalam jalan thoriqot, karena menurutkan hawa nafsu; dan (3) makan makanan haram dan subhat."
  • Imam Sahal menyatakan, "orang yang makan makanan tidak halal tidak akan terbuka hijab hatinya. sholat, puasa dan sedekahnya tidak diterima oleh Tuhan. Bahkan, dengan makanannya itu, ia akan cepat mendapatkan siksanya".
  • Imam Sufyan berkata, "Carilah makanan halal dan hindari yang haram. Saya sendiri, ketika makan makanan yang halal kemudian membaca Alqur'an, terbukah bagiku 70 macam ilmu. Sebaliknya, ketika ikut makan orang yang tidak meneliti makanannya, tidak satupun ilmu yang terbuka bagiku."
  • Syaikh Ali Asy-Syadzili berkata : "seseorang yang makan makanan halal, hatinya menjadi lunak, tipis dan bersinar. Sedikit tidurnya dan tidak terhalang hatinya untuk masuk dalam Hadlirat Ilahi. Sebaliknya, orang yang makan makanan tidak halal, anggota badanya cenderung mudah melakukan maksiat. Sedemikian, sehingga Allah memberi rahmat dengan tidur agar ia bisa istirahat dari perbuatan maksiatnya, sebagaimana Allah memberikan anugerah kepada mereka yang taat dengan makanan halal agar bisa bangun malam dan ibadah kepada-Nya".
  • Ali Al- Khowash menyatakan, "beribadah dengan modal makanan tidak halal adalah seperti merpati yang mengerami telur busuk. Berarti menyusahkan diri sendiri dengan diam lama ditempat itu, padahal tidak akan ada satupun telur yang menetas. Sebaliknya, yang keluar justru barang busuk. "
Makanan yang haram juga akan berubah menjadi api yang membakar ketajaman berfikir, menghilangkan kenikmatan dzikir, membakar kesucian niat, membutakan mata hati, merapuhkan agama, menghalangi datangnya makrifat dan hikmah, dan lain-lain. 
    Secara umum, "segala bentuk kemaksiatan yang dilakukan manusia, pada dasarnya, adalah disebabkan makanan yang masuk dalam perutnya. Karena itu, siapa yang makan makanan tidak halal kemudian berniat melakukan ketaatan, maka itu sama artinya dengan mengharapkan sesuatu yang mustahil".


    B.  Terlanjur Makan Makanan Tidak Halal

    Bila seorang salik terlanjur kemasukan makanan haram, segeralah berusaha untuk memuntahkannya. Bila tidak bisa, segera beristighfar dan bertaubat kepada Tuhan


    C.  Tanda-tanda Makanan Tidak Halal

    Diantara tanda-tanda bahwa makanan yang telah masuk dalam perut tidak halal adalah sebagai berikut ini :

    1. munculnya rasa gelap dalam hati; 
    2. merasa berat (malas) ketika akan beribadah;
    3. malas bangun malam;
    4. badan menjadi tidak enak tanpa diketahui sebab musababnya; 
    5. dan lain-lain. 
    Karena itu, seorang salik senantiasa harus meneliti dan menjaga makanannya. Tidak boleh ikut makan makanan yang belum jelas --apalagi yang telah jelas haram-- hanya karena sungkan atau takut pada orang yang memberi. Inilah yang sering dilupakan orang-orang sekarang. Mereka, dengan mudah ikut makan makanan yang belum jelas, dengan alasan takut menyinggung perasaan orang yang memberi. Kondisi itu, sebenarnya, sama artinya dengan seorang pemuda yang ikut mabuk bersama teman-temannya dengan alasan solidaritas teman. Ini alasan yang tidak bisa diterima. Kita tetap harus mengingatkannya dan berani menghukuminya sebagai orang fasik 

    Dengan demikian, sudah seharusnya seorang salik untuk selalu berhati-hati dan menjaga setiap suap makanan yang masuk ke dalam perutnya, karena makanan yang haram hanya akan menghancurkan amal ibadahnya, dan perbuatan maksiat bersumber dari makanan yang tidak halal

    Wallaahu A'lam bish Showaab


    Demikianlah tahapan yang perlu dijalani salik  dalam menuju Tuhannya. Untuk tahapan selanjutnya, Menjaga rasa malu, klik di SINI

    al-Hikmah Tegal
    --------------------------
    Daftar Pustaka : 
    Al-Minah al-Saniyyah 'ala al-Washiyyah al-Matbuliyyah, Syaikh Abdul Wahhab Al- Sya'rani

    ARTIKEL TERKAIT

    Posting Komentar