ZHsUuqapmVq6WEAviVpqkm2vfcrvCXMDInLmHdSj

BAHAYA MENYAKITI ORANG LAIN

Daftar Isi [ Buka ]

Menyakiti orang lain

Setelah sebelumnya murid atau salik (penempuh jalan spiritual) melalui tahapan/ tangga spiritual Menghindari riyamaka tahapan selanjutnya adalah Tidak menyakiti makhluk.


A.  Makna Menyakiti

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "menyakiti" di artikan dengan tindakan yang menyebabkan sakit (sedih, sengsara, dsb).  Dalam bahasa Arab, kata "menyakiti" di istilahkan dengan kata الاذى (al-adzaa), yaitu memperlakukan orang lain dengan sesuatu yang tidak disukainya, baik ucapan maupun tindakan.

B.  Larangan Menyakiti (الاذى) dalam Al-Quran dan  Hadis Nabi

Dalam al-Quran dan Hadis Nabi ditemukan banyak makna tentang kata الاذى (al-adzaa) atau menyakiti. Semuanya mengandung larangan perbuatan tersebut, baik ucapan atau tindakan. Diantaranya sebagaimana dibawah ini :
  1. QS. Ali Imran [3] : 111
لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى ۖ وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ

"Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapati pertolongan"

Yang dimaksud kata الاذى dalam ayat ini adalah gangguan lisan seperti makian dan ancaman (Tafsir Jalalain, Imam Suyuthi)

  1. QS. Ali Imran [3] : 186
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."

Yang dimaksud kata الاذى dalam ayat ini berupa makian dan tuduhan serta godaan dan gangguan terhadap wanita-wanitamu. (Tafsir Jalalain, Imam Suyuthi)

  1. QS. Al-Ahzab [33] : 69
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا ۚ وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah"

Yang dimaksud kata الاذى dalam ayat ini seperti perkataan Bani Israil kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya tidak ada yang mencegahnya untuk mandi bersama kita melainkan karena pelirnya burut (hernia). (Tafsir Jalalain, Imam Al-Mahalli)

  1. QS. Al-Baqarah [2] : 262
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati"

Yang dimaksud kata الاذى dalam ayat ini adalah melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh si penerima, hingga menghapuskan kebaikan yang mereka lakukan tersebut, misalnya dengan menyebutkan pemberian itu kepada pihak yang tidak perlu mengetahuinya (Tafsir Ibn Katsir, Ismail bin Katsir; lihat juga Tafir Jalalain, Imam Al-Mahalli)

  1. QS. AL-Ahzab [33] : 58
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."

Yang dimaksud kata الاذى dalam ayat ini adalah menuduh mereka mengerjakan hal-hal yang tidak mereka lakukan (Tafsir Jalalain, Imam Al-Mahalli)

  1. Hadis Nabi :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَن كان يؤمن بالله واليوم الآخر؛ فليقل خيرًا أو ليصمت، ومَن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يُؤذِ جاره، ومَن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليُكْرِم ضيفَه

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghormati tamunya". (HR. Bukhari- Muslim)

C.  Bahaya Menyakiti Orang Lain


Menyakiti orang lain termasuk racun-racun hati yang mematikan. Untuk itu, seorang salik harus mampu menghindarkan diri dari perbuatan menyakiti orang lain

Sungguh, seseorang bisa terhalang musyahadah-nya (menyaksikan secara jelas dan sadar apa yang dicarinya) kepada Allah, sebab dua hal; makanan kotor dan menyakiti orang lain. 

D.  Pedoman Menuju Jalan Allah

Syekh Sayyid 'Abd al-Wahhab asy-Sya'rani  juga menyebutkan bahwa pedoman Salik menuju jalan Allah ada tujuh :
  1. Berpegang teguh pada kitab Allah.
  2. Mengikuti sunnah Rasul.
  3. Makan makanan yang halal.
  4. Menjauhi perbuatan maksiat.
  5. Bertaubat dari segala kesalahan.
  6. Melaksanakan segala kewajiban.
  7. Menghindarkan diri dari menyakiti orang lain.
Tidak menyakiti orang lain dalam hal ini ada dua macam:
  1. tidak menyakiti orang lain dalam bentuk lahir, seperti melukai, memukul, dan membunuh; 
  2. tidak menyakiti orang lain dalam bentuk batin, seperti su'udhon (buruk sangka) dan mencaci. 
Ali Al-Khowash berwasiat, "Jangan sampai seseorang terjerumus dalam pelanggaran hak sesama manusia, apalagi terhadap para kekasih Allah. Sesungguhnya, daging aulia adalah racun. Hati-hatilah, jangan menganggap enteng persoalan menggunjing ini, walau orang yang kamu gunjingkan tidak mendengar. Allah yang akan menolong dan membela mereka".


Demikianlah tahapan yang perlu dijalani salik  dalam menuju Tuhannya. Untuk tahapan selanjutnya, Menjaga diri dari makanan yang haram, klik di SINI

Wallaahu A'lam bish Showaab


al-Hikmah Tegal



--------------------------
Daftar Pustaka : 
Al-Minah al-Saniyyah 'ala al-Washiyyah al-Matbuliyyah, Syaikh Abdul Wahhab Al- Sya'rani

ARTIKEL TERKAIT

Posting Komentar