
Pada pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari makna muhasabah dan keutamaannya. Kali ini, mari kita bahas tentang bentuk-bentuk muhasabah (introspeksi diri) serta bagaimana cara memulainya agar hidup kita lebih terarah dan penuh keberkahan.
Bentuk-Bentuk Muhasabah
1. Muhasabah Sebelum Beramal
Muhasabah jenis ini dilakukan sebelum kita melakukan suatu perbuatan. Caranya dengan menimbang niat dan tujuan hati: apakah perbuatan itu bermanfaat dan diridhai Allah atau justru sebaliknya.
“Semoga Allah merahmati seseorang yang mampu menilai keinginannya. Jika keinginannya karena Allah, ia lanjutkan. Namun jika untuk selain-Nya, ia tinggalkan.”
Hal ini penting agar amalan kita benar-benar ikhlas, bukan karena riya’, sehingga tidak termasuk dalam firman Allah عزّوجلّ:
“Bekerja keras lagi kepayahan, (namun akhirnya) memasuki api yang sangat panas (neraka).” (QS. al-Ghasyiyah [88]: 3-4)
2. Muhasabah Setelah Beramal
Muhasabah setelah beramal terbagi menjadi tiga bentuk:
- Muhasabah terhadap ketaatan – menilai apakah amalan sudah ikhlas atau masih ada kekurangan.
- Muhasabah terhadap perbuatan yang seharusnya ditinggalkan – seperti meninggalkan sholat wajib karena terlalu sibuk dengan amalan sunnah.
- Muhasabah terhadap perkara mubah atau kebiasaan – menanyakan pada diri sendiri apakah suatu kebiasaan diniatkan ibadah atau sekadar rutinitas.
“Adapun saya, maka saya sholat dan tidur. Saya berharap dalam tidur saya pahala sebagaimana yang saya harapkan dalam sholat saya.” (HR. Bukhari: 4086, Muslim: 1733)
Cara Memulai Muhasabah
Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله memberikan panduan praktis untuk memulai muhasabah:
- Mulailah dari perkara wajib – jika ada kekurangan, segera perbaiki.
- Periksa perkara yang dilarang – jika pernah melakukan dosa, bertaubatlah, perbanyak istighfar, dan lakukan amal kebaikan sebagai penebus.
- Evaluasi kelalaian – jika sering lalai, perbanyak dzikir dan dekatkan diri kepada Allah عزّوجلّ.
- Introspeksi anggota tubuh dan amal harian – tanyakan pada diri sendiri: untuk siapa saya melangkah, berbicara, melihat, atau mendengar?
Kesimpulan
Muhasabah adalah jalan untuk menjaga iman dan ketaqwaan. Dengan muhasabah sebelum dan sesudah beramal, serta menerapkan langkah-langkah yang diajarkan ulama, insyaAllah hidup kita akan lebih terarah, penuh keberkahan, dan bernilai ibadah di sisi Allah.
Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri melalui muhasabah. Wallahu A’lam bish-shawab.
📚 Sumber Rujukan:
- HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 5/458
- Ibnul Qoyyim, Ighotsatul Lahfan 1/162-164