ZHsUuqapmVq6WEAviVpqkm2vfcrvCXMDInLmHdSj

CARA BERGAUL DALAM MASYARAKAT

Daftar Isi [ Buka ]

adab bergaul dalam masyarakat

Dalam bergaul di masyarakat acap kali kita dihadapkan atau justru mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan. Sangat manusiawi jika muncul reaksi emosional dalam kondisi tersebut. Apakah harus dilampiaskan dengan amarah ? Tentu tidak mesti demikian. Rasulullah SAW telah mengajarkan bagaimana menyikapinya dengan jiwa yang bersih.

Al-Quran telah mengatur dengan jelas bagaimana adab bergaul dalam masyarakat. Al-Quran merupakan kitab suci yang berisikan pedoman hidup manusia, salah satunya dalam menyikapi kondisi di atas. 

Mari kita renungkan QS. Al-A'raf : 199 berikut ini :

خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ

Arti : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di dalam kitab tafsirnya : Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan yang lebih dikenal sebagai Tafsir As-Sa'di, menjelaskan bahwa ayat ini mencakup akhlak mulia yang patut dilakukan terhadap orang lain dan bagaimana bergaul dengan mereka. 

Lebih lanjut beliau menguraikannya lebih rinci :

 

Pertama : Jadilah engkau pemaaf ('afwu) 

afwu, yakni bersikap samahah (toleransi) atau memaafkan kesalahan orang lain dan tidak membesar-besarkannya, berterima kasih terhadap perkataan dan perbuatan baik orang lain, memaafkan kekurangan mereka dan menundukkan pandangannya dari melihat kekurangannya, tidak bersikap sombong terhadap anak kecil karena usianya, tidak bersikap sombong kepada orang yang kurang akal karena kelemahannya, demikian pula tidak bersikap sombong kepada orang miskin karena kefakirannya, bahkan ia bergaul dengan mereka menggunakan kelembutan dan dengan sikap yang sesuai keadaan dan sesuai hal yang menyenangkan hati mereka.


Kedua, menyuruh orang lain mengerjakan yang ma’ruf.

Hal ini dapat dilakukan baik dengan menyampaikan ilmu atau mendorong mengerjakan kebaikan, seperti mendirikan shalat, silaturrahim, berbakti kepada orang tua, mendamaikan manusia, atau memberi nasehat yang bermanfaat, tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan, melarang perbuatan buruk, memberikan pengarahan terhadap hal yang dapat menghasilkan maslahat/ kebaikan agama maupun dunia. 

Oleh karena mengarahkan kepada kebaikan terkadang mendatangkan gangguan dari orang-orang yang jahil (bodoh), maka Allah Ta’ala memerintahkan melakukan yang ketiga.


Yang ketiga, berpaling daripada orang-orang jahil

Menghadapi orang yang jahil adalah dengan berpaling darinya dan tidak menghadapinya dengan kebodohannya. Siapa saja yang menyakitimu dengan perkataan atau perbuatannya, maka jangan balas menyakitinya. Siapa saja yang tidak memberimu, maka berilah dia, siapa saja yang memutuskan hubungan denganmu, maka sambunglah, dan siapa saja yang menzalimimu, maka berbuat adillah padanya.

Inilah tiga sikap yang perlu dilakukan dalam bermu’amalah/ berhubungan dengan manusia.

ARTIKEL TERKAIT

Posting Komentar