ZHsUuqapmVq6WEAviVpqkm2vfcrvCXMDInLmHdSj

CARA MENYIKAPI KESALAHAN ORANG YANG TIDAK TAHU

Daftar Isi [ Buka ]

sikap lemah lembut


Membuka Relung Hati


Fenomena yang terjadi di masyarakat, acap kali kita masih melihat tindakan main hakim sendiri atas tindakan seseorang yang melakukan kesalahan. Padahal, seseorang yang melakukan tindak kesalahan, tentunya tak semua dilakukannya atas dasar niat jahat, namun terkadang juga dilakukan atas dasar keterpaksaan karena adanya kondisi tertentu yang memaksanya melakukan tindakan tersebut. Tentunya dua kondisi ini harus didudukkan secara proporsional. Maksudnya, tidak serta-merta mereka dihukum dengan perlakuan yang sama. 

Orang yang melakukan tindak kesalahan sudah sepantasnya dihukum sesuai perbuatannya. Namun, kesalahan yang dilakukan atas dorongan keterpaksaan karena kondisi tertentu, ternyata Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallama memberikan tauladan yang mulia, yakni tetap bersikap lemah lembut; bukan main kasar seperti main hakim sendiri. 

Dalam masalah ini, seperti apakah sikap lemah lembut yang dicontohkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallama ? Berikut ini sedikit pencerahannya.


Kunci Sukses Dakwah Nabi


Salah satu kunci sukses dakwah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallama sehingga Islam menyebar ke seluruh dunia adalah sikap lemah lembut dan kesabarannya dalam berdakwah (mengajak orang lain ke jalan kebenaran).

Hal ini terekam dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'la dalam QS. Ali Imron: 159 :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu ...

Dari ayat di atas jelas sekali dapat kita pahami bahwa sekira Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallama berdakwah dengan cara yang kasar, maka bisa jadi Islam tidak akan menyebar seperti saat ini. Namun, dengan akhlak yang lembut dan penuh kesabaran, akhirnya Islam bisa menjadi salah satu agama terbesar di muka bumi ini.

Tentunya sikap ini merupakan akhlak agung dalam diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallama yang patut kita tauladani dalam hal beribadah maupun dalam kehidupan keseharian, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan bernegara.

Sikap lemah lembut menjadi salah satu bentuk solusi antisipatif ketika tradisi kekerasan di negeri ini telah menjadi fenomena yang sering terjadi. 


Sikap lembut Nabi terhadap orang awam


Sikap lemah lembut Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallama salah satunya tercermin dalam riwayat hadis Al Imam Ibnu Majah, dari ‘Abbad bin Syurohbil (seorang dari bani Ghubar) Radhiallahu‘anhu, dia bercerita :

أَصَابَنَا عَامُ مَخْمَصَةٍ، فَأَتَيْتُ الْمَدِينَةَ، فَأَتَيْتُ حَائِطًا مِنْ حِيطَانِهَا، فَأَخَذْتُ سُنْبُلًا فَفَرَكْتُهُ وَأَكَلْتُهُ، وَجَعَلْتُهُ فِي كِسَائِي، فَجَاءَ صَاحِبُ الْحَائِطِ، فَضَرَبَنِي وَأَخَذَ ثَوْبِي، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَأَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ لِلرَّجُلِ مَا أَطْعَمْتَهُ إِذْ كَانَ جَائِعًا ، أَوْ سَاغِبًا، وَلَا عَلَّمْتَهُ إِذْ كَانَ جَاهِلًا، فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَدَّ إِلَيْهِ ثَوْبَهُ، وَأَمَرَ لَهُ بِوَسْقٍ مِنْ طَعَامٍ، أَوْ نِصْفِ وَسْقٍ

Kami ditimpa masa paceklik kemudian aku mendatangi Madinah. Lalu aku mendatangi satu kebun dari kebun-kebun Madinah. Akupun kemudian mengambil setangkai (buah), kemudian aku mengeluarkan biji-bijian yang ada di dalamnya. Lalu aku memakannya dan menyimpan sisanya di dalam bajuku. Kemudian datang pemilik kebun itu, lalu dia memukulku dan mengambil bajuku. Maka aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau. Maka beliau berkata kepada si pemilik kebun itu, “Apakah engkau sudah memberinya makan ketika dia lapar? Dan apakah engkau sudah mengajarinya ketika dia tidak tahu ?

Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar pemilik kebun itu mengembalikan pakaian kepadanya dan memberinya satu atau setengah wasaq makanan". (HR. Ibnu Majah)


Faidah Hadis

Yang dimaksud perkataan Nabi "apakah engkau sudah mengajarinya ketika dia tidak tahu" dalam hadis di atas adalah, Ia (Abbad bin Syurahbil) adalah orang jahil (tidak tahu) yang kelaparan. Maka sikap yang layak bagi engkau adalah mengajarinya, sebagai langkah pertama. Lalu kedua, memberinya makan dengan memaafkan dan merelakan apa yang ia ambil” (Hasiyah As Sindi, 2/45)

Dengan demikian, sikap yang pantas dan tepat terhadap orang yang tidak tahu atau belum paham adalah mengajarinya, bukan mengasarinya

Selanjutnya, perkataan Nabi : "jika ia kelaparan", mengisyaratkan bahwa pemilik kebun tidak mengetahui alasan ‘Abbad mencuri, sehingga Nabi memberitahunya.

Dan perkataan Nabi :  jika ia tidak tahu", mengisyaratkan bahwa pemilik kebun tidak mengerti keadaan ‘Abbad, sehingga Nabi memberitahunya. Di sini Nabi Muhammad Shallallahu’ alaihi Wasallam mendidik pemilik kebun untuk mencari udzur (alasan-alasan yang baik) ketika melihat kesalahan yang dilakukan saudaranya.

Adapun perintah Nabi kepada pemilik kebun untuk "Mengembalikan baju yang diambilnya kepada Abbad dan memberinya satu atau setengah wasaq makanan", bukanlah sebagai sangsi/ hukuman atas tindakannya, melainkan semata-mata sebagai isyarat bahwa ia disuruh memperhatikan kesusahan yang sedang dialami saudaranya.

Kesimpulan

Dengan memperhatikan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap terbaik terhadap orang awam; orang yang tidak tahu, adalah tetap lemah lembut memperlakukannya, yakni dengan memberinya pengajaran dengan penuh kasih sayang, memberinya udzur (alasan-alasan yang baik), tidak kasar, serta bersemangat membantu kesusahannya.


Demikian, mudah-mudahan kita semua dapat menerapkan akhlak mulia lemah lembut yang telah dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallama dalam Kehidupan keseharian kita. Amin

By : Al Hikmah Tegal

ARTIKEL TERKAIT

Posting Komentar